Quote:
Kepribadian
ganda terbentuk dari rasa traumatik masa kecil yang biasanya terjadi
antara umur 4-6 tahun. Penderita menghibur diri sendiri dari sesuatu
yang menyakitkan dengan menciptakan kepribadian lain buat menampung
semua perasaannya. Dengan kata lain anak berusaha melindungi dirinya
dari hal yang kurang mengenakan yang pernah dialami.
Quote:
Agar
lebih jelas contohnya seperti ini ada kepribadian yang tahu soal
peristiwa traumatik itu, dan ada kepribadian yang sama sekali tidak
mengetaui. Akhirnya mereka terbiasa saling melindungi diri dari masalah
dengan mengonta ganti kepribadiannya hingga mereka tumbuh dewasa. Tiap
ada masalah baru, artinya ada kepribadian baru juga. Jadi jangan kaget
ada penderita yang bisa punya sepuluh (atau lebih) kepribadian yang
berbeda-beda!
Quote:
Kepribadian
ganda adalah seseorang yang berusaha menghibur diri dengan menciptakan
kepribadian lain yang dapat menampung semua perasaanya.
Cara kita tau diri sendiri punya kepribadian ganda adalah jika kita punya perilaku yang berbeda tuk kondisi/ lingkungan yang berbeda
Penyebab kepribadian ganda adalah peristiwa traumatik pada usia kanak-anak.
Cara kita tau diri sendiri punya kepribadian ganda adalah jika kita punya perilaku yang berbeda tuk kondisi/ lingkungan yang berbeda
Penyebab kepribadian ganda adalah peristiwa traumatik pada usia kanak-anak.
Quote:
Menurut
Universitas kedokteran hanover di jerman Bermain game di Internet
secara berlebihan dengan menggunakan personalitas rekaan dapat
menyebabkan gangguan kepribadian ganda. Universitas tersebut
memperlihatkan satu contoh pada seorang pasien wanita yang telah bermain
games di Internet selama beberapa jam sehari dengan periode lebih dari
tiga bulan dan menggunakan berbagai personalitas dari sejumlah tokoh
berbeda.”Selama waktu itu tokoh-tokoh rekaan secara lambat laun
mengambil alih personalitas yang telah diabaikan. Pasien tersebut
kehilangan kendali atas identitas dan kehidupan sosial miliknya
sendiri,” kata Bert de Wildt dari universitas itu, seperti dilaporkan
DPA.Dalam psikoanalisa, para ahli terapi menemukan pasien wanita itu
telah berkembang menjadi berkepribadian ganda.De Wildt selanjutnya
menjelaskan bahwa bermain games dengan memainkan penokohan bukan
satu-satunya penyebab gangguan itu, namun para pakar merasa yakin
permainan itu dapat memicu kondisi itu dan dapat membuatnya terus
berlangsung.Depresi dan kegelisahan dapat juga disebabkan permainan
seperti ini, kata De Wildt.
Quote:
Misteri
schizofrenia atau kepribadian ganda sebagai jenis penyakit gangguan
ingatan kini tengah diteliti secara mendalam oleh tim ahli Institut
Penelitian Kesehatan Mental di Melbourne, Australia. Selama empat tahun,
para peneliti ini mengidentifikasi sejumlah gen dalam tubuh manusia
yang diduga penyebab schizofrenia. Salah seorang guru besar institut
Brian Dean mengatakan, penelitian ini diharapkan dapat membuka
kemungkinan untuk mengobati gangguan schizophrenia.Para ahli itu
mengumpulkan jaringan otak yang diambil dari tubuh bangkai manusia. Dari
jaringan otak itu mereka telah menemukan 69 macam gen yang diduga
penyebab schizofrenia. Gen-gen itu berbeda dengan gen-gen otak milik
manusia yang tidak menderita schizophrenia. Jika pemiliknya menderita
schizophrenia, maka sejumlah gen tertentu di dalam otaknya terdapat
kandungan asam ribonukleik (RNA).RNA dalam gen penderita schizophrenia
bisa lebih tinggi dan bisa pula lebih rendah daripada yang dikandung
gen-gen orang normal. RNA berfungsi sebagai pengalih informasi genetik
dari DNA menjadi protein. Menurut tim peneliti, ke-69 gen itu telah
mengalami mutasi sehingga menimbulkan schizophrenia.Schizophrenia adalah
istilah umum yang mengacu kepada kelainan psikotis yang menimbulkan
cara berpikir khayal dan tidak logis. Tanda-tanda awal penyakit ini
dapat muncul sejak remaja atau pada usia 20 tahun. Penelitian juga
menyebutkan, satu dari seratus orang berpeluang mengidap schizophrenia.
Untuk mengenali schizophrenia, sebuah perusahaan obat di Australia telah
menciptakan alat simulasi audio-visual. Alat ini menggambarkan apa yang
dirasakan oleh pengidap schizophrenia ketika sedang kambuh.
Quote:
Richard
McLean, seorang warga Melbourne, adalah salah satu contoh pengidap
schizophrenia. Namun McClean termasuk beruntung karena otaknya masih
dapat bereaksi bila teratur minum obat. Efek samping obat itu memang
ada, tetapi obat itu memungkinkan ia lebih produktif. Dia bekerja
sebagai perancang grafis dan telah menerbitkan buku tentang
pengalamannya mengatasi schizophrenia.
Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan.
Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID).
DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.
Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.
Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).
Disosiasi
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ini, ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali. Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata "Nggak nyambung!".
Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung. Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".
Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama,
Anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa.
Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung.
Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua,
Sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya.
Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Bagaimana cara kita mengetahuinya? Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.
Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.
Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat 4 ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat 4 ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.
Ciri-ciri tersebut adalah :
1) Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
2) Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
3) Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
4) Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.
Dari 4 poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat penting.
98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa.
Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya. Mereka mengajukan argumennya berdasarkan pada kasus Sybill yang ternama.
Kasus Sybil Isabel Dorsett
Salah satu kasus paling terkenal dalam hal kepribadian ganda adalah kasus yang dialami oleh Shirley Ardell Mason. Untuk menyembunyikan identitasnya, Cornelia Wilbur, sang psikolog yang menanganinya dan menulis buku mengenainya, menggunakan nama samaran Sybil Isabel Dorsett untuk menyebut Shirley.
Dalam sesi terapi yang dilakukan oleh Cornelia, terungkap kalau Sybil memiliki 16 kepribadian yang berbeda, diantaranya adalah Clara, Helen, Marcia, Vanessa, Ruthi, Mike (Pria), Sid (Pria) dan lain-lain.
Menurut Cornelia, 16 identitas yang muncul pada diri Sybil berasal dari trauma masa kecil akibat sering mengalami penyiksaan oleh ibunya.
Kisah Sybil menjadi terkenal karena pada masa itu kelainan ini masih belum dipahami sepenuhnya. Bukunya menjadi best seller pada tahun 1973 dan sebuah film dibuat mengenainya.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.
Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium P*****hal (serum kejujuran) dalam terapinya.
Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.
Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction. Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.
Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi.
Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.
Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.
Menurut Dr.Philip M Coons, "Hubungan antara penyiksaan atau trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil."
Pengetahuan mengenai kepribadian ganda banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false memory, maka runtuhlah seluruh teori disosiasi dalam hubungannya dengan kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda sesungguhnya tidak pernah ada.
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?
0 comments:
Post a Comment