Penduduk Kaur terbentuk dari orang-orang yang berasal dari dataran
tinggi Perbukitan Barisan, yaitu orang Rejang dan orang Pasemah
(Palembang), orang Lampung, dan orang Minangkabau. Minangkabau yang
masuk melalui Indrapura masuk sampai ke daerah Kaur (Bengkulu). Di sini
mereka bercampur dengan kelompok lain yang berasal dari Palembang,
sehingga membentuk suatu identitas baru, yaitu orang Kaur.
Misalnya,
di Marga Muara Nasal (Kaur) sebagian penduduknya berasal dari
Minangkabau. Menurut cerita rakyat, daerah pesisir pantai ini mulanya
dihuni oleh suku Buai Harung (Waij Harung) dari landschap Haji
(Karesidenan Palembang). Sejak sekitar abad ke-18, mereka mendirikan
kolonisasi pertama di muara sungai Sambat yang selanjutnya berkembang
sampai ke Muara Nasal. Akan tetapi, pada saat daerah itu diambil alih
oleh orang-orang dari Pagaruyung yang masuk melalui Indrapura, sebagian
dari mereka terdesak ke Lampung. Mereka bercampur dengan penduduk
setempat sehingga dikenal sebagai orang Abung. Sebagian lain suku Buai
Harung bercampur dengan orang Minangkabau dan menjadi orang Kaur.
Penduduk
yang bermukim di Kaur juga merupakan percampuran antara orang dari
sekitar Bengkulu dengan orang Pasemah. Misalnya, di dusun Muara Kinal
(Marga Semidang), keberadaan penduduk dimulai dengan berdirinya
pemukiman orang-orang dari sekitar Bengkulu (onderafdeeling Bengkulu).
Pemukiman ini bergabung dengan pemukiman orang Gumai yang berasal dari
Pasemah Lebar dan menjadi satu marga, yaitu marga Semidang
Gumai.Pergerakan penduduk dari daerah sekitar menuju Bengkulu terus
terjadi sampai sekitar abad ke-19, yaitu percampuran orang Pasemah dan
orang Kaur yang dimulai dari kedatangan orang Pasemah yang mendirikan
pemukiman di hulu sungai Air Tetap (Marga Ulu Tetap). Selanjutnya,
mereka bergabung dengan orang Kaur yang bermukim di Marga Muara Tetap,
dan gabungan dua marga ini menjadi Marga Tetap.
Di Kaur terdapat
juga orang-orang dari daerah Semendo Darat dari Dataran Tinggi Palembang
(Marga-marga Sindang Danau, Sungai Aro, dan Muara Sabung). Mereka
bertempat tinggal di Muara Nasal, sekitar 15 km ke arah mudik dari
Sungai Nasal, dan bernama Marga Ulu Nasal. Penduduk Marga Ulu Nasal
terbentuk dari campuran orang-orang dari daerah Semendo Darat dan
Mekakau (Palembang). Kemudian di daerah Manna terdapat orang Serawai,
yang menurut legenda berasal dari Pasemah Lebar (Pagar Alam). Mereka
berpindah dan bermukim di dusun Hulu Alas, Hulu Manna, Padang Guci, dan
Ulu Kinal (daerah Manna). Daerah pantai Lais mendapatkan tambahan
penduduk yang berasal dari Minangkabau. Kedatangan mereka diperkirakan
berkaitan dengan kedatangan pangeran dari Minangkabau ke daerah orang
Rejang dan mereka menjadi cikal bakal Kerajaan Sungai Lemau. Selain itu,
di daerah pantai juga terdapat orang Melayu, mereka memiliki daerah
pemukiman sendiri yang disebut dengan ‘pasar’ dan dipimpin oleh seorang
datuk.
Di daerah pesisir orang Melayu juga bercampur dengan orang
Rejang sehingga pemukiman-pemukiman orang Melayu ini masuk dalam
pemerintahan marga. Meskipun demikian, dusun-dusun tersebut tetap dengan
sebutannya ‘pasar’, seperti pasar Seblat, pasar Kerkap dan di pimpin
oleh seorang datuk, tetapi dusun-dusun tersebut adalah bagian dari
pemerintahan marga. Orang Rejang, orang Pasemah, orang Minangkabau, dan
orang Lampung selanjutnya terikat dalam satu kesatuan wilayah, yaitu
Keresidenan Bengkulu. Mereka tersebar di daerah-daerah Bengkulu sebagai
berikut:
1). Kelompok orang Rejang sebagian besar bermukim di
daerah Rejang dan Lebong, dan sebagian lain berada di pesisir pantai
bagian sebelah Barat dari Bukit Barisan, Lembak Beliti di Selatan,
Seblat dan sampai ke Sungai Ipuh di sebelah Utara.
2). Kelompok Orang Pasemah atau Midden Maleiers yang dapat dibedakan menjadi:
* (a).Orang Pasemah bermukim di bagian hulu sungai Manna, Air Kinal,
dan Air Tello, dan di daerah aliran sungai Kedurang, dan sungai Padang
Guci.
* (b)Orang Serawai berada di daerah Manna, Bengkulu-Seluma, dan Rejang.
* (c) Orang Semendo berada di daerah muara sungai Sungai Luas (Kaur)
* (d) Orang Mekakau bermukim di hulu Air Nasal (Kaur) dan di marga Way Tenong (Krui).
* (d) Orang Kaur bertempat tinggal di pesisir pantai daerah Kaur
* (e)Orang Lampung bertempat tinggal di marga Way Tenong, sebagian besar daerah Krui, dan di aliran sungai Nasal (Kaur).
* (f)Orang Minangkabau, terutama berada di daerah Muko-Muko.
Semoga tulisan ini menambah pengetahuan dan wawasan kita.
Sumber:http://adimarhaen.multiply.com
0 comments:
Post a Comment