Labels

B.Indonesia (4) b.inggris (3) b.sunda (1) biografi (2) Biologi (7) cerita pengalaman (18) cerpen (2) Cheat Point Blank (20) Cheats (18) cracking (3) ekonomi (2) Fisika (13) games (3) Geografi (5) hari raya (1) HPO (1) informasi (11) jualan (3) kimia (20) koleksi (3) matematika (8) musik (1) ngakak (16) ninja saga (9) Pelajaran (127) Pengetahuan (52) perenungan (27) PKN (29) PLH (6) rajutan (1) rempah (1) Request (7) sejarah (8) Seni Budaya (7) Seram (2) sinopsis film (2) software (10) sosiologi (2) story telling (1) TIK (13) tugas (121) Tutorial (38)

Tuesday, June 11, 2013

Rangkuman Sistem Reproduksi SMA KELAS XI (Biologi)

Tujuan utama mahkluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.  Sistem dan system reproduksi ada 2 yaitu reproduksi pada pria dan reproduksi pada wanita.

System reproduksi pada pria meliputi organ reproduksi, spermatogenensis, dan hormone-hormon pada pria.  Organ reproduksi atau organ kelamin pria dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian luar dan dalam.
Organ Reproduksi Dalam Terdiri dari terstis, saluran pengeluaran, dan kelenjar asesoris.Testis atau gonad jantan berbentuk oval dan terletak di dalam skrotum atau kantung pelir. Berjumlah sepasang, dan terdapat di bagian tubuh kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis adalah sebagai alat untuk memproduksi sperma dan hormone kelamin jantan yang disebut testosterone. Dinding tubulus seminiferous tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal atau jaringan epitelium benih, yang berfungsi pada saat spermatogenesis atau proses pembentukan sperma. Sperma kemudian dilepaskan dari lapisan teratas epitelium germinal kedalam lumen pada tubulus seminiferous. Pintalan-pintalan tubulus seminiferous terdapat di ruang-ruang testis atau disebut lobulus testis. Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
 
Saluran pengeluaran terdiri dari epididymis, vas deferens, saluran ejakulasi, dam uretra. Epididimis merupakan tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididymis menuju kantung semen atau vesikula seminalis. Saluran ejakulasi  berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kentung semen dan untuk membuang urine dari kantung kemih. Lalu selanjutnya ada kelenjar asesoris yang merupakan saluran pengeluaran yang pada saat tersebut terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah tersebut berfungsi untuk mempertahankan hidup dan pergerakkan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Vesikula seminlis merupakan kelenjar berlekukuk-lekuk yang terletak dibelakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolestrol, garam, dan foffolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma, Sedangkan kelenjar cowper atau kelenjar bulbowretra merupakan kelenjar yang salurannya yang langsung menuju uretra dan menghasilkan getah yang bersifat alkali.
Organ reproduksi luar terdiri dari penis dan skrotum.
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletakj dibagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada dibagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang ujung-ujungnya terdapat saraf perasa. Bila ada rangsangan rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang(ereksi). Skrotum merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Berjumlah sepasang yang dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos(otot dartos). Otot dartos berfungsi untukmenggerakkan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga terdapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil proses pembentukan sperma atau spermatogenesis membutuhkan suhu yang stabil yaitu beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh. Spermatogenesis merupakan proses pembenmtukan sperma yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferous. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Tujuannya untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferous yang kemudian disimpan dalam epididymis. Tubulus seminiferous terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal atau sel epitel benih yang disebut spermatogenia. Sebagian dari spermatogenia berdiferensiasi melalui tahap tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Proses spermatogenesis atau pembentukan sperma distimulasi oleh sejumlah hormone, yaitu testosterone, LH (lutenizing hormone),FSH(follicle stimulating hormone), estrogen dan hormone pertumbuhan.
 
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi dan proses oogenesis, fertilisasi, kehamiln, dan persalinan. Organ reproduksi pada wanita meliputi organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi. Ovarium atau indung telur berjumlah sepasang berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm. ovarium berperan secara bergantian untuk menghasilkan ovum. Ovarium juga menghasilkan hormone estrogen dan progesterone. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Saluran reproduksi wanita terdiri dari oviduk, uterus, dan vagina.  
Organ reproduksi luar wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis yang merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak mengandung jaringan lemak. Bawah mons pubis terdapat labium mayor yang berjumlah sepasang. Didalam labium mayor terdapat labium minor. Labium mayor dan minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan mayor dan minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris mengandung korpus kavernosa. Pada vulva bermuara 2 saluran, saluran uretra dan saluran kelamin.  Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum pada ovarium. Didalam ovarium terdapat oogonium, oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi setelah oosit sekunder memasuki oviduk namun sebelum itu oosit harus menembus korona radiate dan juga zona pelusida, di sperma bagian akrosomnya mengeluarkan  hialurodinidase, akrosin, dan antifertilizin. Fungsi dari fertilizing itu sendiri mengaktifkan sperm, menarik dan mengumpulkan sperma. Kehamilan atau disebut gestasi, zigot dakan ditanam pada endometrium  uterus, dalam perjalanannya zigot membelah diri secara mitosis berkali kali, hasil pembelahannya disebut morula. Morula akan tersu membelah membentuk blastosit tahap ini disebut blastula. Blastosit terdiri dari  sel bagian luar dan sel bagian dalam. Pada sel bagian luar merupakan sel sel trofoblas yang membentuk tonjolan tonjolan yang berfungsi sebagai kait. Dan beberapa macam membrean kehamilan yaitu sakus vitelinus, korion, amnion, dan allantois. Sedangkan sel sel bagian dalam akan berkembang  menjadi bakal embrio, pada bakal embrio ini terdapat ectoderm dan endoterm. Ectoderm melekuk membentuk lipatan mesoderm. Lapisan tersebut selanjutnya membentuk organogenesis. Ectoderm akan membentuk saraf, mata, kulit, dan hidung. Sedangkan mesoderm membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, dan kelenjar kelamin. Sedangkan endoderm system pencernaan dan system pernapasan. Dan selanjutnya masa penyempurnaan disebut juga sebagai masa janin  atau fetus. Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada proses ini uterus akan berkontraksi secara berkala hngga bayi dilahirkan. Hormone yang berpengaruh terhadap kontraksinya uterus adalah estrogen, oksitosin, dan relaksin. Dan berbagai macam factor mekanis adalah adanya relaksasi otot pada uterus dan serviks, da nada juga kontraksi otot polos di sekitar uterus. Laktasi atau disebut juga produksi air susu berasal dari sepasan kelenjar susu atau payudara ibu. Pada awalnya pembentukan kelenjar susu dibentuk oleh mammotropin, selanjutnya prolactin yang berfungsi  meningkatkan sekresi air susu. Dan yang terakhir somatomamotropin korion  berfungsi sebagai penyokong prolactin. Keuntungan dalam pemberian ASI pada bayi di dalam ASI terkandung komponen yang sangat spesifik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pada bayi, meningkatkan iq anak, dan terbentukanya ikatan emosional yang kuat antara sang ibu dan sang bayi. Gangguan pada system reproduksi wanita gangguan mestruasi adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan, kanker genitalia terjadi pada vagina serviks dan ovarium, kanker serviks adalah sel sel abnormal tumbuh disekitar epitel serviks, kanker ovarium, endometriosis adalah keadaan dimana endometrium terdapat diluar uterus, dan infeksi vagina. Sedangkan ganggunan sitem produksi pada pria hipogonadisme yaitu penurunan fungsi testis, kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Urethritis yaitu peradangan uretra, prostatitis yaitu peradangan prostat, epididymitis yaitu infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria, orkitis yaitu peradangan pada testis oleh virus parotitis.
 
Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman). Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.

Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

3.Hormon pada Wanita Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.

Siklus menstruasi
Menstruasiperistiwa luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik
Hormon mempengaruhi perubahan pada endometriummempengaruhi siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
 
Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.

Fase pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

Fase ovulasi Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
 
Fase pasca-ovulasi Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
 
Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
  • Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
  • Menarik sperma secara kemotaksis positif.
  • Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder. Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.

5.Gestasi (Kehamilan) Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.

Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Sakus vitelinus

Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
Korion Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar. Alantois Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.

Sel-sel bagian dalam blastosit Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8. Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan. Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.

6.Persalinan Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
Oksitosin Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
Relaksin Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang. Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
Kanker vagina Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
Kanker serviks Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
Endometriosis Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
 
Sumber : http://uphc5a3-biology11.blogspot.com/2012/11/sistem-reproduksi_17.html 
              http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com/2012/10/rangkuman-bab-reproduksi-pada-manusia.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India